Naskah Desain Rangkaian Pola Langkah Gerak Tari Secara Individu maupun Kelompok dengan Formasi, Eksplorasi tingkat Level
POLA LANTAI
Pola lantai adalah langkah gerak kaki atau jejak langkah kaki penari untuk membentuk formasi tari di atas panggung atau arena tari. Pola lantai akan terbentuk jika penari melakukan peragaan gerak dengan perpindahan tempat, dengan demikian akan menjadi garis-garis lantai atau arah gerak yang dilintasi, baik secara sendiri, berpasangan atau kelompok.
Pola lantai yang dilakukan penari bisa berbentuk garis lurus, lengkung, atau bervariasi, seperti zig-zag atau spiral. Berikut ini adalah contoh pola lantai.
Pola lantai yang dilakukan penari bisa berbentuk garis lurus, lengkung, atau bervariasi, seperti zig-zag atau spiral. Berikut ini adalah contoh pola lantai.
Pola Lantai Garis Lurus
Pola lantai garis lurus dipakai untuk memperoleh kesan kuat, tegas, kokoh. Pola ini sering dipergunakan oleh penata tari gerak tari tradisional kerakyatan, seperti pencak silat dan atraksi-atraksi gerak akrobatik. Berikut ini adalah contoh pola lantai garis lurus.
2. Pola Lantai Garis Lengkung
Pola lantai garis lengkung dipakai untuk memperoleh kesan halus, lembut, mengalir seperti air. Pola ini sering dipergunakan oleh penata tari gerak tari tradisional kerakyatan dan tari kreasi, seperti tari jaranan.
Contoh pola garis lengkung.
Pola lantai garis lengkung dipakai untuk memperoleh kesan halus, lembut, mengalir seperti air. Pola ini sering dipergunakan oleh penata tari gerak tari tradisional kerakyatan dan tari kreasi, seperti tari jaranan.
Contoh pola garis lengkung.
Pola Lantai Tari Berpasangan atau Kelompok
Pola lantai adalah langkah gerak kaki atau jejak langkah kaki penari untuk membentuk formasi tari di atas panggung atau arena tari. Tari berpasangan atau kelompok melibatkan banyak orang di dalam peragaan gerak sehingga terjadi respons gerak dari masing-masing lawan mainnya, agar dalam pembentukan formasi perubahan langkah geraknya dapat dilihat penonton. Agar terjadi keterpaduan gerak yang saling mengisi dan melengkapi, penari perlu memadukan desain gerak tari seperti di bawah ini.
1. Peragaan gerak dengan bentuk badan penari menghadap ke depan dengan kepala miring sehingga penari tampak dalam postur mengarah ke samping atau tidak berisi (perspektif). Kesan yang dimunculkan adalah tenang, jujur, sederhana, juga dangkal. Bentuk seperti ini juga dapat dipergunakan di saat memperagakan gerak sedih, jika dilakukan dengan pembentukan pola lantai berikutnya.
Contoh pola lantai dengan kesan tenang |
2. Pola lantai garis horizontal kurang menarik jika dilakukan secara terus menerus. Narrnun, jika pola tersebut sesaat diganti dengan desain pola lantai yang berbeda, dapat memberikan sentuhan lebih menarik bagi penonton karena akan tampak perspektif baru. Misalnya, dengan mengarahkan anggota badan ke belakang atau samping serong sehingga dapat dilihat panjang, lebar, serta ketebalannya. Kesan yang muncul adalah perasaan mendalam.
Contoh pola lantai horizontal dengan kesan mendalam |
3. Untuk memberikan kesan egosentris atau pasrah, penari dapat menggunakan anggota badan, misalnya tungkai serta lengan yang ditarik ke atas atau ke bawah. Pola lantai horizontal dengan desain seperti ini tidak perlu diulang-ulang karena akan terkesan monoton.
Contoh pola lantai horizontal dengan kesan pasrah |
4. Penari menggunakan level medium dan rendah dengan pola lantai variatif yang dilanjutkan dengan penggunaan level tinggi dengan pola lantai garis lurus. Pola lantai garis lurus dengan desain horizontal adalah desain yang menggunakan sebagian besar dari anggota badan mengarah ke garis horizontal. Biasanya menggunakan lengan tangan yang merentang atau kaki yang merebah. Kesan yang muncul adalah tercurah.
Contoh pola lantai horizontal dengan kesan tercurah |
5. Dibandingkan penggunaan garis pola lantai horizontal, garis pola diagonal memberikan kesan penuh energi, kuat, namun juga kebingungan. Desain ini sering menggunakan garis-garis silang dan anggota badan. Garis silang tersebut dilanjutkan menjadi gerak yang berkesinambungan. Penggunaan garis pola lantai yang tidak divariasikan dengan desain murni dapat menimbulkan kesan sama dan monoton.
6. Penggunaan garis pola lantai diagonal dengan desain statis membuat anggota badan tidak bergerak sama sekali. Kesan yang diberikan teratur sehingga jika dilakukan terus-menerus terkesan monoton. Meskipun begitu, kaki dapat bergerak bebas, maju, melangkah ke samping, atau mundur. Pola ini memiliki kesan sederhana, kokoh, dan kuat. Garis lurus ini menggunakan garis lurus pada anggota badan seperti tungkai, kaki, badan, dan lengan seperti pada gambar berikut.
7. Penggunaan garis pola lantai lengkung dengan desain lengkung di mulai dengan menggunakan garis lengkung dari badan, lengan, kaki, sehingga terkesan halus dan lembut. Kesan yang diberikan penuh dengan kekuatan, akan tetapi kalau sering diperagakan menimbulkan kesanyanglemah.Desainbersudutseringmenggunakangeraktekukan tajam pada sendi tubuh seperti lutut, siku, dan pergelangan kaki