Hitungan Gerak Tari Serta Iringan Musik Dalam Apresiasi, Eksplorasi Secara Individu, Kelompok dengan busana rias
Keyword Utama
-
Hitungan gerak tari
-
Iringan musik dalam tari
-
Apresiasi tari
-
Eksplorasi tari individu dan kelompok
-
Busana dan riasan tari
Keyword Turunan & LSI
1. Hitungan Gerak Tari
-
Pengertian hitungan gerak tari
-
Teknik menghitung gerak tari
-
Sinkronisasi gerak dengan musik
-
Contoh hitungan dasar dalam tarian tradisional
-
Hubungan ritme musik dengan gerak tari
2. Iringan Musik dalam Tari
-
Fungsi iringan musik dalam pertunjukan tari
-
Jenis musik pengiring tari (tradisional dan modern)
-
Mengatur tempo dan ritme sesuai gerak
-
Peran instrumen dalam mengiringi tarian
-
Contoh korelasi musik dan gerak dalam tari Nusantara
3. Apresiasi Tari
-
Pengertian apresiasi tari
-
Menilai gerak, ritme, dan ekspresi penari
-
Apresiasi tarian solo maupun kelompok
-
Hubungan busana dan riasan dengan apresiasi tari
-
Teknik pengamatan dan evaluasi tari
4. Eksplorasi Tari Individu dan Kelompok
-
Latihan eksplorasi gerak secara individu
-
Eksplorasi gerak dalam kelompok
-
Membuat koreografi sederhana
-
Kreativitas gerak berdasarkan tema dan musik
-
Kolaborasi gerak dan ekspresi dalam kelompok
5. Busana dan Riasan Tari
-
Fungsi busana dan riasan dalam pertunjukan tari
-
Contoh kostum tari tradisional dan modern
-
Pengaruh busana terhadap gerak dan ekspresi penari
-
Teknik rias dan aksesoris dalam tari
-
Hubungan visual dan estetika dengan apresiasi tari
Keyword Pendukung (SEO LSI)
-
Ritme dan tempo musik untuk tari
-
Teknik koreografi tarian Nusantara
-
Elemen estetika dalam pertunjukan tari
-
Latihan tari individu dan kelompok
-
Busana tari tradisional Indonesia
PERTUNJUKAN TARI BERDASARKAN HITUNGAN
No. | Hitungan | Uraian Gerak | 1 Komposisi/Pola lantai |
1. | 1-8 | Berjalan melenggang memutar menuju formasi tari pertama | |
2. | 1-8 | Bergerak maju atau ke samping kiri atau ke samping kanan. | |
3. | 1-8 | bergerak di tempat | |
4. | 1-8 | bergerak bersimpangan | |
5. | 1-8 | bergerak memutar |
Contoh peragaan gerak dengan hitungan atau syair lagu:
Deskripsi Tari
Judul : Dolanan
Iringan/Lagu: Lir-ilir
Penari :
1. Ainun Nurul Khomsah
2. Alifia Berlianingtyas
3. Ani Kholifaturahmah
4. Fadhiiah
5. Istiqomah
No. | Hitungan | Syair Lagu | Uraian Gerak | Komposisi 1 | Komposisi 2 |
1. | 1-8 (tiga kali) |
Iringan musik | Penari keluar dari sisi kanan, tangan melenggang berjalan dan memutar satu kali dan membentuk formasi V. | ||
2. | 1-8 (empat kali) |
Lir ilir-lir iiir tandure wis sumilir tak ijo royo-royo tak senggoh temanten anyar | Tangan uke! kanan kiri ke bawah dan ke atas serta kepala bergerak mengikuti a rah ukel tangan. | ||
3. | 1-8 (lima kali) |
Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dhodhot Iro | Tangan silang ke depan atas, dilanjutkan seblak sampur dan memutar bersimpangan serta membentuk vertikal (baris lurus). | ||
4. | 1-8 | Dhodhotiro-dhodhotiro kumitir bedhahing pinggir dhondhomono jiumatono kanggo sebo mengko sore |
Tangan melenggang kanan kiri diikuti kepala dan badan menengok ke belakang ke kanan dan ke kiri. | ||
5. | 1-8 | Mumpung padhang rembulane mumpung jembar kalangane |
Tangan sebyak atas dilanjutkan kaki meloncat ke kanan dan ke kiri. | ||
6. | Sorak'o ... sorak ... hore | Penari berputar sambil melenggang dan tarian selesai. | |||
7. | Lir ilir-ilir ilir tandure wis sumilir tak ijo royo-royo tak senggoh temanten anyar | Penari melingkar diikuti tangan melambai ke depan dan ke samping. | |||
8. | Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dhodhot iro | Penari menghadap ke dalam lingkaran, tangan penari menyanggah sudut siku bergantian disertai kaki maju ke depan dan ke belakang. Serta memutar keluar lingkaran. | |||
9. | Dhodotiro- dhodhotiro kumitir bedhahing pinggir dhondhomono jiumatono kanggo sebo mengko sore |
Penari menghadap keluar lingkaran, tangan menyanggah sudut siku bergantian disertai kaki maju ke depan dan ke belakang. Dilanjutkan berputar ke dalam lingkaran lagi. | |||
10. | Mumpung padhang rembulane mumpung jembar kalangane |
Tangan melenggang diikuti kaki melangkah berputar, kepala menengok ke dalam lingkaran dan keluar lingkaran. | |||
11. | sorak'o... sorak ... hore | Tangan melenggang dan melangkah berputar serta membentuk huruf V. | |||
12. | Lir ilir-lir ilir tandure wis sumilir tak ijo royo-royo tak senggoh temanten anyar | Berjalan maju mundur disertai tangan melambai ke depan dan ke belakang. | |||
13. | Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dhodhotiro | Tangan memegang bahu, melambai ke belakang dan penari sisi kiri mundur sampai membentuk diagonal. | |||
14. | Dhodhotiro-dhodhotiro kumitir bedhahing pinggir dhondhomono jiumatono kanggo sebo mengko sore |
Penari bergandengan tangan dan kaki diangkat bergantian kanan dan kiri. | |||
15. | Mumpung padhang rembulane mumpung jembar kalangane |
Penari melenggang memutar. |
|||
16. | sorak'o ... sorak ... hore | Penari berputar diteruskan berjalan melenggang keluar panggung. |
PERTUNJUKAN TARI BERDASARKAN IRINGAN
DESKRIPSI TARI
Judul : Jaranan
Tema : Kegembiraan
Iringan : Lagu dolanan "Jaranan"
Penari :
1. Dian Fitria Sari
2. Nikmatus Saadah
3. Alumy Pratiwi
4. Niswatul Umah
5. Sriyatun
No. | Hitungan | Syair Lagu | Uraian Gerak | Komposisi 1 | Komposisi 2 |
1. | 1-8 (satu kali) | Jaranan-jaranan jarane jaran teji sing numpak doro bei sing ngiring para mentri | Baris beraturan sambil mengangkat, mengayunkan jaranan kemudian berdiri lurus menghadap depan, | ||
2. | 1-8 (satu kali) | Jreg-jreg nong jreg-jreg nong, jarane mlebu ning lurung | Penari kedua dan keempat maju ke depan dan di belakang penari kesatu, ketiga, dan kelima, masih sambil memegang properti jaranan, kaki digerakkan empat kali secara bergantian. | ||
3. | 1-8 (satu kali) | Gedebuk krindng gedebuk krindng gedebug jeder | Kemudian, penari bagian depan menggeser tubuhnya ke kanan sambil menggoyang-goyangkan jaranan dan penari bagian belakang juga menggeser tubuhnya ke kiri. | ||
4. | 1-8 (satu kali) | Jaranan-jaranan jarane kepang sing nunggang klambi abang mlakune ndut-ndutan jreg-jreg nong jreg-jreg gung jarane mlebu ning lurung | Penari depan menggerakkan kaki kanan empat kali, yang juga diikuti oleh penari belakang. | ||
5. | 1-8 (dua kali) | Gedebuk krindng gedebug krindng gedebug krindng Prok-prok Gedebug jeder | Penari bagian depan menggeser tubuhnya ke kanan sambil menggoyangkan properti jaranan dan bagian belakang juga menggeser tubuhnya ke kiri. | ||
6. | 1-8 (dua kali) | Intro 1 | Kemudian, meletakkan properti jaranan penari depan dan belakang menggerakkan atau melenggokkan tangan ke atas sambil berputar (dua kali putaran). |
||
7. | 1-8 (tiga kali) | Intro 2 | Setelah itu, menggeser tubuh ke kanan dua kali, ke kiri dua kali sambil melenggokkan tangan dan selendang kemudian properti jaranan di ambil kembali. | ||
8. | 1-8 (satu kali) | Jaranan jarane jarane jaran kece ora ono kendaline jarane mlayu dewe jreg-jreg nong jreg-jreg gung jarane mlebu ning lurung | Semua penari berputar kemudian membentuk formasi miring lurus sambil mengentakkan ke depan dan melenggok. | ||
9. | 1-8 (dua kali) | Gedebug krindng gedebug krindng gedebug krindng Prok-prok gedebug jeder | Penari bagian kanan, yang hanya dua orang, menggeser tubuh sambil melenggokkan tubuh dan mengayun jaranan. Penari bagian kiri tiga orang melenggokkan dan mengayun tubuh ke kiri. | ||
10. | 1-8 (satu kali) | Jaranan jarane jarane jaran teji sing numpak doro bei sing ngiring para mentri | Kemudian, semua penari berbaris seperti tadi bagian kiri ke samping kanan sambil melenggokkan jaranan, penari belakang ke kiri kemudian bertemu dan baris lurus. | ||
11. | 1-8 (dua kali) | Gedebuk krindng gedebuk krindng gedebug krindng Prok-prok gedebug jeder | Baris lurus berurutan, penari kedua dan keempat ke samping kanan sambil melenggokkan jaranan kemudian berputar, penari ketiga dan kelima ke samping kiri sambil melenggokkan jaranan, sedangkan penari bagian depan menari di tempat. | ||
12. | 1-8 (dua kali) | Gedebug krindng gedebug krindng gedebuk krindng Prok-prok gedebug jeder | Semua penari menyiapkan diri untuk penutup, penari bagian depan (hanya satu penari) duduk penari kedua dan ketiga jongkok sambil mengangkat jaranan, penari bagian belakang (keempat dan kelima) berdiri sambil mengangkat jaranan. |
Musik Eksternal
Naskah Desain Rangkaian Pola Langkah Gerak Tari Secara Individu maupun Kelompok dengan Formasi, Eksplorasi tingkat Level
Keyword Utama
-
Naskah desain gerak tari
-
Pola langkah gerak tari individu dan kelompok
-
Formasi dalam pertunjukan tari
-
Eksplorasi gerak tari tingkat level
-
Rangkaian koreografi tari
Keyword Turunan & LSI
1. Naskah Desain Gerak Tari
-
Pengertian naskah desain tari
-
Fungsi naskah dalam pertunjukan tari
-
Menulis naskah gerak tari untuk individu dan kelompok
-
Contoh naskah desain tari tradisional
-
Teknik menyusun urutan gerak tari
2. Pola Langkah Gerak Tari
-
Pola langkah dasar dalam tari
-
Rangkaian gerak untuk individu
-
Pola gerak kelompok dan sinkronisasi
-
Mengatur ritme gerak sesuai musik
-
Latihan pola gerak tari Nusantara
3. Formasi dalam Pertunjukan Tari
-
Pengertian formasi dalam tari
-
Jenis-jenis formasi tari (baris, lingkaran, diagonal)
-
Fungsi formasi untuk visualisasi dan estetika
-
Menyesuaikan formasi dengan jumlah penari
-
Contoh formasi dalam tari tradisional dan modern
4. Eksplorasi Gerak Tingkat Level
-
Tingkatan eksplorasi gerak (low, medium, high)
-
Teknik eksplorasi gerak individu
-
Eksplorasi gerak kelompok untuk variasi pertunjukan
-
Latihan meningkatkan dinamika gerak
-
Hubungan eksplorasi gerak dengan ekspresi tari
5. Rangkaian Koreografi Tari
-
Menyusun rangkaian gerak menjadi koreografi
-
Sinkronisasi gerak, musik, dan formasi
-
Contoh koreografi sederhana untuk kelompok
-
Kreativitas dalam merancang koreografi
-
Evaluasi hasil rangkaian gerak tari
Keyword Pendukung
-
Teknik koreografi tari Nusantara
-
Latihan gerak tari individu dan kelompok
-
Hubungan musik, gerak, dan formasi
-
Variasi pola langkah dalam pertunjukan tari
-
Apresiasi hasil koreografi tari
POLA LANTAI
Pola lantai yang dilakukan penari bisa berbentuk garis lurus, lengkung, atau bervariasi, seperti zig-zag atau spiral. Berikut ini adalah contoh pola lantai.
Pola Lantai Garis Lurus
Pola lantai garis lengkung dipakai untuk memperoleh kesan halus, lembut, mengalir seperti air. Pola ini sering dipergunakan oleh penata tari gerak tari tradisional kerakyatan dan tari kreasi, seperti tari jaranan.
Contoh pola garis lengkung.
Pola Lantai Tari Berpasangan atau Kelompok
![]() |
Contoh pola lantai dengan kesan tenang |
![]() |
Contoh pola lantai horizontal dengan kesan mendalam |
![]() |
Contoh pola lantai horizontal dengan kesan pasrah |
![]() |
Contoh pola lantai horizontal dengan kesan tercurah |
Perkembangan Seni Rupa Murni Mancanegara di Luar Asia, Seni Rupa Mesir, Eropa Klasik, Yunani
Keyword Utama
-
Seni rupa murni mancanegara
-
Perkembangan seni rupa di luar Asia
-
Seni rupa Mesir kuno
-
Seni rupa Eropa klasik
-
Seni rupa Yunani
Keyword Turunan & LSI
1. Seni Rupa Murni Mancanegara
-
Pengertian seni rupa murni
-
Ciri-ciri seni rupa murni
-
Fungsi seni rupa murni dalam budaya mancanegara
-
Contoh karya seni rupa murni luar Asia
-
Perbedaan seni rupa murni dan seni rupa terapan
2. Seni Rupa Mesir
-
Sejarah seni rupa Mesir kuno
-
Ciri khas seni Mesir (patung, relief, hieroglif)
-
Fungsi religius dan budaya seni Mesir
-
Contoh karya seni Mesir terkenal
-
Warisan seni Mesir bagi dunia
3. Seni Rupa Eropa Klasik
-
Seni klasik Yunani dan Romawi
-
Ciri-ciri seni rupa klasik Eropa
-
Tokoh penting dan karya terkenal
-
Fungsi dan nilai estetika seni klasik
-
Hubungan seni klasik Eropa dengan filosofi dan mitologi
4. Seni Rupa Yunani
-
Keunikan seni Yunani kuno
-
Patung, arsitektur, dan lukisan Yunani
-
Teknik realistis dan proporsi dalam seni Yunani
-
Hubungan seni Yunani dengan budaya dan pendidikan
-
Perkembangan seni Yunani sebagai dasar seni Eropa modern
5. Perbandingan dan Apresiasi
-
Perbandingan seni Mesir, Yunani, dan Eropa klasik
-
Analisis bentuk, tema, dan teknik seni rupa murni
-
Nilai estetika dan budaya masing-masing periode
-
Pengaruh seni rupa luar Asia terhadap seni dunia
-
Cara mengapresiasi karya seni rupa mancanegara
Keyword Pendukung (SEO LSI)
-
Sejarah seni rupa dunia
-
Ciri khas seni klasik dan Mesir kuno
-
Teknik pembuatan patung dan relief
-
Warisan seni rupa luar Asia
-
Apresiasi karya seni murni mancanegara
Perkembangan Seni Rupa Murni Mancanegara di Luar Asia
Seni rupa Mesir
Relief dan seni lukis Mesir banyak ditemukan pada dinding-dinding kuburan dan peti mati. Peninggalan lainnya berupa benda-benda kriya, seperti tembikar, perhiasan, dan mahkota.
Seni rupa Eropa Klasik
Perkembangan seni rupa di Eropa diawali dari seni rupa Yunani, Romawi, Helenis, hingga abad pertengahan. Peninggalan-peninggalannya berupa seni bangunan, patung, relief, seni lukis, dan seni kriya.
a. Seni Rupa Yunani
Karya seni rupa yang berkembang di Yunani, antara lain seni bangunan dan seni kriya. Seni bangunan Yunani kebanyakan berbentuk istana serta bangunan megah lainnya. Seni lukis Yunani bercorak dekoratif dengan objek alam. Seni patungnya terbuat dari batu pualam dan kayu.
Karya seni rupa yang dihasilkan di Romawi, antara lain seni bangunan, seni relief, seni lukis, dan seni kriya. Seni bangunan Romawi, di antaranya berupa tempat pertunjukan dan tugu. Peninggalan seni kriyanya berupa bejana, vas bunga, dan kerajinan logam. Seni lukis Romawi adalah hasil gabungan seni lukis Mesir dan Yunani yang dibuat dengan teknik mozaik. Seni patungnya merupakan peniruan gaya Yunani dan seni reliefnya kebanyakan bertema sejarah.
c. Seni Rupa Hellenis
Pada zaman Hellenisme (336-323 SM) terjadilah akulturasi kebudayaan antara Yunani, Mesir, dan Persia. Perpaduan kebudayaan ini melahir-kan kebudayaan Hellenis yang berpusat di Kota Pergamon dan Rhodos. Corak patung potret gaya Hellenis pada dasarnya bersifat realis.
d. Seni Rupa abad Pertengahan
Sejak bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5, dominasi kekuasaan gereja (Nasrani) telah membuat ilmu pengetahuan dan kesenian dimanfaatkan untuk kepentingan religi. Pada masa ini, kreativitas para seniman tidak berkembang.
Seni rupa zaman Renaissance
Zaman Renaissance merupakan peralihan antara abad partengahan ke abad modem, yang berlangsung pada akhir abad ke-15 hingga ke-16. Pada zaman ini, seni rupa sastra, dan musik berkembang pesat. Ilmu pengetahuan dan seni pada saat itu mulai dikembangkan oleh tokoh-tokoh besar, di antaranya Leonardo da Vinci, Michelangelo Buonarroti, dan Galileo Galilei.
Seni rupa Barok dan Rokoko
Setelah zaman Renaissance, muncullah gaya seni rupa Barok pada abad ke-16 dan Rokoko pada abad ke-17. Ciri-ciri seni rupa zaman Barok, antara lain bersifat dimartis. heroik, serta kaya cahaya dan warna. Gaya seni rupa Rokoko menghasilkan seni lukis, seni hias, dan seni pahat.Seni rupa zaman modern
Setelah terjadi revolusi industri di Inggris dan Perancis, dampak kemajuan di bidang teknologi menimbulkan kepincangan-kepincangan sosial, politik, dan ekonomi. Akibatnya banyak seniman yang mulai melakukan pem-berontakan di bidang seni, yang ditandai dengan timbuLnya berbagai macam aliran dalam seni rupa. Berbagai macam aliran tersebut, di antaranya sebagai berikut.
a. Aliran klasikisme dan aliran neo klasikisme
Aliran klasikisme lebih banyak menjurus ke seni bangunan dan seni hias, akibat pengaruh dari gaya seni Yunani dan Romawi. Sedangkan aliran neo klasikisme merupakan kelanjutan dari aliran klasikisme dengan gaya yang lebih bebas.
b. Aliran romantisme, realisme, dan naturalisme
Ciri dari lukisan romantisme adalah menampilkan adegan yang dramatis. Tahap berikutnya muncul aliran realisme sebagai reaksi atas aliran romantisme yang penuh ilusi. Seniman realis ini menghendaki penciptaan karya seni rupa sesuai aslinya. Lukisan realis serupa dengan naturalis, hanya saja lukisan aliran naturalis lebih banyak mengambil objek keindahan alam. Tokoh tersohor dari aliran naturalis-realis ialah Leonardo Da Vinci dan Rembrandt.
c. Aliran impresionisme dan aliran neo-impresionisme
Para pelukis aliran impresionisme lebih mengutamakan kesan pencahayaan yang dibuat secara spontan dan singkat. Selanjutnya muncul gaya neo-impresionisme sebagai protes terhadap gaya impresionis yang melukis pencahayaan apa adanya.
d. Aliran ekspresionisme, surealisme, dan abstraksisme
Aliran ekspresionisme berusaha mengedepankan ekspresi jiwa, perasaan, dan emosi. Sedangkan aliran surealisme menggambarkan keadaan alam bawah sadar dan fantasi. Aliran abstrak memiliki ciri mem-bebaskan diri dari bentuk-bentuk figuratif (nyata), dan lebih mengutamakan komposisi vvarna, garis, bidang, atau unsur-unsur lainnya.
e. Aliran pop art dan aliran seni kontemporer
Pop art adalah salah satu aliran seni modem abad ke-20. Aliran ini menentang aliran seni abstrak, ekspresionisme, dan surealisme yang sulit dimengerti. Kemajuan teknologi mengakibatkan seni mpa konvensional (seni lukis, patung, arsitektur) bergeser ke arah seni mesin (machinal art). Pelaku seni kontemporer tidak lagi terikat aturan-aturan seni lama. Mereka bebas berekspresi menciptakan gaya, media, dan teknik berkarya seni baru.
Seni Rupa Murni, Seni rupa murni Indonesia, Perkembangan seni rupa murni, Gaya seni rupa murni, Seni lukis
Keyword Utama
-
Seni rupa murni
-
Seni rupa murni Indonesia
-
Perkembangan seni rupa murni
-
Gaya seni rupa murni
-
Seni lukis
Keyword Turunan & LSI
1. Seni Rupa Murni
-
Pengertian seni rupa murni
-
Ciri-ciri seni rupa murni
-
Fungsi seni rupa murni
-
Unsur dan elemen seni rupa murni
-
Perbedaan seni rupa murni dan terapan
2. Seni Rupa Murni Indonesia
-
Sejarah seni rupa murni di Indonesia
-
Contoh karya seni rupa murni Indonesia
-
Tokoh-tokoh seni rupa Indonesia
-
Pengaruh budaya lokal terhadap seni rupa murni
-
Apresiasi seni rupa murni Indonesia
3. Perkembangan Seni Rupa Murni
-
Perkembangan seni rupa murni tradisional hingga modern
-
Gaya dan aliran dalam seni rupa murni
-
Pengaruh internasional terhadap seni rupa Indonesia
-
Transformasi teknik dan media seni rupa
-
Pameran dan apresiasi seni rupa murni
4. Gaya Seni Rupa Murni
-
Gaya klasik, modern, dan kontemporer
-
Ciri khas masing-masing gaya seni rupa
-
Analisis gaya dalam lukisan dan patung
-
Perkembangan gaya seni rupa murni di dunia dan Indonesia
-
Eksperimen gaya dan inovasi dalam seni rupa
5. Seni Lukis
-
Pengertian seni lukis
-
Teknik dan media lukis
-
Lukisan tradisional dan modern
-
Tokoh penting seni lukis Indonesia
-
Hubungan lukisan dengan apresiasi seni rupa murni
Keyword Pendukung (SEO LSI)
-
Unsur visual dalam seni rupa murni
-
Teknik melukis dan mencipta karya seni
-
Perbandingan seni rupa tradisional dan modern
-
Sejarah aliran seni rupa Indonesia
-
Apresiasi karya seni rupa murni
Seni Rupa Murni Indonesia
Sejak Zaman PrasejarahHal itu sudah cukup membuktikan adanya semangat dan kreativitas berkesenian mereka pada masa itu. Bagaimana dengan kreativitas anda yang hidup di era modem sekarang ini? Perkembangan seni rupa Indonesia, khususnya seni rupa murni dengan segenap keunikan gaya atau coraknya akan anda pelajari pada bagian ini.
Perkembangan Seni Rupa Murni Indonesia
1. Seni Rupa Zaman Prasejarah
Zaman prasejarah di Indonesia terbagi atas zaman batu dan zaman logam. Karya-karya seni rupa umumnya sebagai media upacara dan bersifat simbolis. Seni rupa zaman prasejarah dikelompokkan sebagai berikut.
a. Seni rupa zaman batu
Pada zaman batu, peralatan yang digunakan dibuat dari batu. Zaman batu terbagi atas zaman batu tua (Palaeolithikum), zaman batu tengah (Mesolithikum), zaman batu muda (Neotithikum), dan zaman batu besar (Megalithikum). Peninggalan-peninggalan dari zaman prasejarah tersebut bisa dikelompokkan sebagai berikut.
1) Seni bangunan
Pada zaman Megalithikum banyak menghasilkan bangunan dari batu yang berukuran besar, seperti punden, dolmen, sarkofagus, dan meja batu.
2) Seni patung
Peninggalan zaman Neolithikum berupa patung-patung penggambaran leluhur yang terbuat dari kayu dan batu. Peninggalan zaman Megalithikum, berupa patung-patung berukuran besar.
3) Seni Lukis
Peninggalan zaman Mesolithikum berupa lukisan cap jari dan lukisan yang menggambarkan perburuan binatang yang ditempatkan pada dinding-dinding gua. Pada zaman Neolithikum dan Megalithikum, lukisan diterapkan pada bangunan, benda-benda kerajinan, dan hiasan ornamen.
b. Seni rupa zaman logam (zaman perunggu)
Pada zaman logam, peralatan yang dibuat dan digunakan berasal dari benda logam. Peninggalan zaman logam berupa benda-benda kerajinan dari perunggu, seperti ganderang, kapak, bejana, patung, dan perhiasan.
Karya seni tersebut dibuat dengan teknik cor (cetak), yang dikenal dengan teknik bivalve (tuang berulang) dan sekali pakai).
2. Seni rupa Indonesia Hindu-Buddha
a. Peninggalan seni rupa Hindu-Buddha
Peninggalan seni rupa Hindu-Buddha, antara lain sebagai berikut.
Peninggalan seni rupa Hindu-Buddha, berupa bangunan candi dan patung. Candi ada yang berdiri sendiri, ada pula yang berkelompok. Sedangkan patung merupakan perwujudan dari dewa.
2) Seni hias
Bentuk candi selalu disertai hiasan bermotif flora, fauna, serta makhluk gaib. Bentuk hiasan candi dapat berupa hiasan tiga dimensi yang membentuk struktur bangunan candi dan hiasan dua dimensi berupa relief.
b. Kronologi periode seni rupa Hindu-Buddha
Berdasarkan periode, seni rupa Hindu-Buddha dapat digolongkan sebagai berikut.
1) Seni rupa Hindu-Buddha Jawa Tengah
Peninggalan sejarahnya berupa candi-candi pada masa Wangsa Sanjaya dan Wangsa Syailendra.
2) Seni rupa Hindu-Buddha Jawa Timur
Terbagi atas zaman peralihan, zaman Singosari, dan zaman Majapahit. Peninggalan seni bangunan pada zaman peralihan, antara lain Candi Belahan dan Patung Airlangga. Peninggalan seni rupa zaman Singosari, yaitu Candi Singosari beserta hiasan dan seni patungnya. Peninggalan zaman Majapahit, antara lain kelompok Candi Penataran, Candi Bajangratu, dan Candi Surowono.
3) Seni rupa Hindu Bali
Keberadaan seni klasik di Bali berkaitan dengan berakhirnya kekuasaan Majapahit serta berkembangnya kebudayaan Islam di Jawa. Peninggalan seni rupa di Bali banyak berbentuk bangunan pura, gapura, dan area.
3. Seni Rupa Indonesia Islam
a. Seni bangunan
Pengaruh Hindu tampak pada bagian atas masjid yang berbentuk limas bersusun ganjil, juga pada bangunan makam dan nisannya yang berhias motif gunungan atau kala. Sedangkan makam yang beratap cungkup merupakan pengaruh dari Gujarat, India.
b. Seni kaligrafi
c. Seni hias
4. Seni rupa Indonesia modern
a. Masa perintis (1807-1880)
Dimulai dari prestasi Raden Saleh Syarif Bustaman (1807-1880), seorang seniman kelas dunia dari Indonesia. Beliau belajar melukis di Belanda. Sekembalinya ke Indonesia beliau banyak menyumbangkan karya-karya lukisannya yang berharga.
b. Masa seni lukis Indonesia Jelita/Indonesia Molek/ Moi Indie (1920-1938)
Gaya lukisan pada masa ini banyak menyajikan kemolekan alam Indonesia. Ditandai dengan hadimya sekelompok pelukis barat, di antaranya Rudolf Bonnet, Walter Spies, Arie Smite, dan R. Locatelli. Pelukis Indonesia yang mengikuti kaidah ini ialah Abdullah Soeryo Soerjosubroto, Pimgadi, Basoeki Abdullah, dan Wakidi.
c. Masa PERSAGI (1938-1942)
PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia) didirikan tahun 1938 di Jakarta dan diketuai oleh Agus Jaya Suminta dengan sekretaris S. Sudjojono. PERSAGI bertujuan agar para seniman Indonesia dapat menciptakan karya seni yang berkepribadian Indonesia. Ciri lukisan pada masa ini tidak lagi menggambarkan alam yang serba cantik sebagaimana lukisan Moi Indie.
Pada masa pendudukan Jepang, seni lukis dimanfaatkan sebagai alat propaganda politik. Kebebasan berkarya para seniman dibatasi. Para seniman Indonesia, seperti Agus Jaya, Otto Jaya, Zaini, dan Kusnadi disediakan wadah pada balai kebudayaan Keimin Bunka Shidoso. Pada tahun 1945, berdiri lembaga kesenian yang ber-naung di bawah POETRA (Poesat Tenaga Rakjat).
Pada masa ini seniman banyak terorganisir dalam kelompok-kelompok, di antaranya Sanggar Seni Rupa Masyarakat di Yogyakarta oleh Affandi, Seniman Indonesia Muda di Madiun oleh S. Sujiono, Pusat Tenaga Pelukis Indonesia oleh Djajengasmoro, dan Himpunan Budaya Surakarta.
Pada tahun 1950, di Yogyakarta berdiri Akademi Seni Rupa Indonesia (sekarang ISI) yang dipelopori oleh R.J. Katamsi. Di Bandung berdiri Perguruan Tinggi Guru Gambar yang dipelopori oleh Prof. Syafe Sumarja. Selanjutnya berdiri Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) dan disusul berdirinya jurusan seni rupa di setiap IKIP Negeri.
Pada tahun 1974, muncul para seniman muda, seperti Jim Supangkat, S. Priaka, Harsono, Dede Eri Supria, Nyoman Nuarta, dan lain-lain. Pada masa ini, seni rupa berkembang pesat dengan gaya yang lebih bebas serta sesuai perkembangan di era modern.