Makna, Peran Pertunjukan, Teater Tradisional, Mancanegara
Makna, Peran Pertunjukan, Teater Tradisional, Mancanegara
Keragaman Karya Seni Teater Mancanegara
Munculnya sastra drama didukung oleh adanya perkumpulan teater modern di Indonesia. Teater modern Indonesia adalah produk dari budaya kota Indonesia. Munculnya masyarakat kota Indonesia yang ersifat pluralistik, ekonomis, dan modernis mengakibatkan permintaa bentuk teater yang sesuai dengan apresiasi budayanya.
Hal tersebut mendorong terciptanya keanekaragaman seni teater dan sastra drama Indonesia. Untuk itu, pada kali ini Anda akan di ajak untuk mengapresiasikan keragaman seni teater dan sastra drama Indonesia.
Makna dan Peran Pertunjukan Teater Tradisional Mancanegara
Hampir setiap negara di belahan dunia memiliki budaya teater. Beberapa contoh teater yang ada di Asia.
India
Menurut kepercayaan agama Hindu di India, teater dimulai dari kalangan para dewa. Konon, Dewa Brahma sendiri yang menyarankan diadakan pementasan drama yang pertama.
Suatu ketika terjadi peperangan antara para dewa dan para raksasa. Setelah para dewa memenangkan peperangan, Brahma meminta kepada dewa untuk menggambarkan kembali peperangan itu dalam bentuk pertunjukan hiburan. Lama-kelamaan, pertunjukan itu berkembang hingga Brahma menentukan patokan-patokan dan kaidah-kaidah pertunjukan dalam sebuah penuntun dan disusun dalam suatu kumpulan yang disebut Bharata Natya Sastra yang disebut juga Aturan Mengenai Tari dan Drama dari Bharata.
Dalam pertumbuhan teater di India, dikenal dua epos (cerita kepahlawan), yaitu kisah Ramayana dan Mahabharata. Kedua kisah tersebut sudah tersiar sekitar 3000 tahun yang lampau, dan telah dipertunjukkan dalam bentuk tari dan nyanyian. Upaya penulisan sekitar 1500 tahun yang lalu oleh Maharesi Walmiki.
Di Wilayah Benggala terdapat rombongan teater bernama Yatra. Mereka berkeliling untuk mempertunjukkan cerita-cerita yang sama secara terus menerus. Di wilayah utara terdapat pula teater rakyat yang bernama Ram Lila, yang secara berkala mengadakan pertunjukkan di Delhi. Bentuk pertunjukkannya menggunakan Badawang (boneka raksasa) berwarna-warni yang membawakan petikan-petikan cerita Ramayana.
Di wilayah India Selatan, yaitu di daerah Malabar, terdapat bentuk seni drama tari bernama Kathakali. Para pemainnya selama berjam-jam menyiapkan tata rias yang terbaik sesuai dengan tokoh yang diperankannya. Pertunjukan Kathakali berlangsung semalam suntuk yang memainkan cerita dari kedua sumber kisah Ramayana dan Mahabharata.
Cina
Pengaruh India memasuki daratan Cina melalui penyebaran agama Budhha. Seorang Biksu bernama Hsuan Tsang yang telah menjelajahi India, membawa ratus buku dan sejumlah cerita yang akhirnya menjadi sumber-sumber cerita Cina dan mempengaruhi seni pertunjukannya. Salah satu contohnya adalah kisah Hanuman yang merupakan petikan dari kisah Ramayana, beralih menjadi cerita Sun Wu Kung sang pahlawan kera. Cerita-cerita lain yang menampilkan singa ditambah dengan beberapa tata cara pementasannya bersumber dari India.
Meskipun demikian, bangsa Cina memiliki kepribadian dalam kebudayaannya sehingga pengaruh-pengaruh India tidak terlalu menonjol. Bahkan, Cina sendiri merupakan sumber perkembangan budaya dari bangsa-bangsa di Asia bagian utara. India sangat menonjol dalam seni tari, sedangkan Cina lebih kuat dalam kesadaran berteaternya. Jangan heran jika di kota-kota dapat ditemukan berbagai teater, bahkan teater rakyat di jalanan yang pertunjukkannya tidak mengenal waktu.
Teater Cina merupakan teater yang paling lengkap sebagai teater total. Mereka menampilkan teater dengan kata-kata, nyanyian, dan gerakan-gerakan yang bersumber dari beladiri tradisional.
Bentuk teater yang termashur di Cina adalah Opera Cina. Di antara Opera Cina, Keragaman Karya Seni Teater Mancanegara. Seni Teater India Ramayana dan Mahabharata,
Seni Teater Cina Opera
Pekinglah Seni Teater Jepang, Seni Teater Srilanka
Dalam Opera Cina, ceritanya tidak dibagi dalam bentuk cerita tragedi atau komedi, seperti teater barat. Akan tetapi, terbagi dalam cerita Militer atau Wu dan cerita sipil atau Wen. Cerita Wu memiliki nilai kepahlawanan, seperti tentang suka duka manusia biasa, seperti istri yang setia, arwah, dan makhluk halus. Hampir semua cerita diambil dari peristiwa sejarah Cina atau dari cerita-cerita derah yang telah ada. Setiap peran dalam cerita sudah dikenal penonton sejak masa kanak-kanak. Alur cerita telah ditentukan, serta berakhir pada kemenangan pihak yang benar dan baik.
Opera Cina mulai dirintis sejak zaman pemerintahan Dinasti Tang, yaitu pada abad X Masehi. Kehidupan teater Cina dalam bentuk opera mencapai puncak kejayaannya pada abad XIV Masehi di bawah pemerintahan Dinasti Yuan. Pada masa itu, banyak cerita ditulis untuk pertunjukan opera. Kehidupan seniman opera pada zaman Dinasti Yuan diberi jaminan oleh pemerintah. Tokoh opera saat itu adalah Mei Lan Fang. Selain sebagai pemain yang hebat, iat telah berjasa mengembangan Opera Cina menjadi bentuk seperti sekarang.
Jepang
Bentuk teater tradisional yang paling terkenal di Jepang adalah Kabuki dan Noh. Dalam kehidupan Jepang yang serba modern dan berteknologi tinggi. Kedua jenis teater tradisional ini dipertahankan, dilestarikan, dan diberi hak hidup yang layak.
Kabuki, seperti halnya teater dari daratan Cina, sangat menekankan pada keahlian pemeran. Penyutradaraaan tidak menjadi syarat mutlak, bahkan nyaris tidak mengenal sutradara. Seorang pemeran adalah pemberi jiwa kepada seluruh dramanya. Ia harus bermain di depan penonton yang telah mengetahui gerak laku permainan. Mereka datang untuk menyaksikan bagaimana suatu peran atau cerita disampaikan dalam jalinan yang telah terpolakan.
Oleh karena itu, seorang pemeran dalam pertunjukan harus mampu menonjolkan ciri khasnya dalam pola yang sudah mapan. Peran wanita biasanya dimainkan oleh laki-laki yang disebut Orinagata. Seperti halnya pada Opera Cina lama, pemeran tidak bersuara dan tidak bernyanyi, mereka hanya menggunakan bahasa gerak, sedangkan dialog dilakukan oleh pemusik pada saat-saat tertentu. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting dalam musik Kabuki, yang juga dikenal sebagai Joruri.
Cerita dalam Kabuki terbagi dalam tiga jenis, yaitu Jidaimoto adalah cerita yang digali dari kehidupan rakyat jelata, dan Shosagoto adalah cerita yang disampaikan dengan tarian.
Rombongan seniman Kabuki benar-benar merupakan organisasi tater yang lengkap dan saling menghargai keahliannya masing-masing. Penulis naskah, pemeran, pemusik, dan ahli teknik panggung saling mempercayai. Mereka dapat memelihara nilai-nilai tradisi tanpa terpengaruh oleh modernisasi Jepang. Pemerintahnya pun turut mendukung dan melestarikannya.
Drama Noh merupakan perpaduan antara tari dan tiruan perilaku manusia dengan penekanan pada pertunjukan serta alur cerita. Noh merangkum tari rakyat, hiburan-hiburan biara, perpaduan degaku dan sarugaku.
Bentuk Noh yang sekarang adalah berkat karya dua orang genius Jepang, yaitu Kwanami Kyotsugu (1333 - 1384) dan putranya, Zeami Motokiyo (1363-1444). Kedua ahli itulah yang mengembangkan dan melestarikan teater Noh.
Cerita-cerita yang dimiliki oleh teater Noh sekitar 250 cerita. Kini, setengahnya sudah jarang dipertunjukan. Cerita Noh terbagi atas lima kelompok, antara lain sebagai berikut :
- Shin, yang artinya dewa, yaitu cerita yang mengisahkan para dewa, seperti Takasogo dan Tamera.
- Nan yang artinya laki-laki, yaitu cerita yang mengisahkan arwah keprajuritan, seperti Atsumori dan Yashima.
- Nyo yang artinya wanita, yaitu cerita yang mengisahkan kewanitaan, seperti Tohoku dan Hagoromo.
- Kyi yang artinya kegilaan, seperti Dojodi dan Sumidagama.
- Ki yang artinya jin, seperti Nomori dan Tsushigumo.
Pada pertunjukan Noh hanya ada seorang pelaku inti yang disebut Shite sebagai pemeran watak utama. Peran kedua adalah Waki yang merupakan peran perantara dari peristiwa dan suasana. Peran ketiga adalah Tsure yang memegang peran pengikut.
Naskah dalam teater Noh dikenal sebagai Utai-bon, yaitu semacam buku tembang. Ceritanya sebagian ditulis dalam bentuk prosa (Kotoba), sebagian lagi dalam bentuk puisi (Utai). Dialog dilakukan oleh pelaku, sedangkan pengantar cerita dibawakan oleh padau susara.
Unsur-unsur utama yang harus dikuasai oleh pemain Noh, yaitu pandai menari dan menyanyi. Para pelakuknya berusia antara 25 sampai 34 tahun.
Srilanka
Salah satu jenis teater rakyat dari Srilanka yang terkenal ialah Kolam. Diantara bentuk dan penyajiannya yang dianggap lebih tua, ternyata terdapat karya-karya baru, sedangkan aspek-aspek lamanya sudah memudar.
Kolam terdapat didaerah terpencil Ambalangoda, sekitar 60 mil dari Colombo. Di sana terdapat dua perkumpulan teater yang dipimpin oleh Gunadasa dan Ariyapala.
Kata Kolam berasal dari bahasa Tamil yang berarti busana atau dapat diartikan pula pertunjukkan. Menurut riwayatnya, kolam asalnya merupakan pertunjukkan asing. Oleh karena itu kemungkinan kolam berasal dari India, walaupun di India teater Kolam sudah lenyap.