BESERUPA
Tarian Maengket Sebagai Media Dan Ekspresi Budaya Keagamaan
Tarian Maengket: Sejarah, Makna, Gerakan, dan Kostum Tradisional Sulawesi Utara
Tarian Maengket merupakan salah satu tarian rakyat yang berasal dari Sulawesi Utara, Indonesia. Tarian ini terkenal karena keunikan gerakan, ritme musik pengiringnya, serta makna budaya yang mendalam. Sebagai bagian dari warisan budaya, Maengket sering ditampilkan dalam upacara adat, perayaan panen, dan festival lokal, menunjukkan identitas masyarakat Minahasa yang kaya akan tradisi.
Sejarah Tarian Maengket
Tarian Maengket berasal dari masyarakat Minahasa, Sulawesi Utara. Kata “Maengket” sendiri memiliki arti yang terkait dengan perayaan panen padi atau hasil bumi. Tarian ini awalnya merupakan bagian dari ritual tradisional untuk mengungkapkan rasa syukur kepada roh leluhur dan Tuhan atas hasil panen yang melimpah.
Seiring perkembangan zaman, tarian Maengket tidak hanya dilakukan pada saat panen tetapi juga dijadikan hiburan dalam berbagai acara adat dan festival budaya. Tarian ini menjadi simbol kebersamaan, kegembiraan, dan penghormatan terhadap tradisi leluhur. Penampilan Maengket biasanya dilakukan secara berkelompok dengan iringan musik tradisional seperti gendang dan suling.
Makna dan Filosofi Tarian Maengket
Maengket bukan sekadar tarian hiburan, tetapi memiliki filosofi yang dalam. Setiap gerakan tarian melambangkan nilai-nilai kehidupan masyarakat Minahasa, seperti kerjasama, rasa syukur, dan persatuan. Gerakan-gerakan tangan, kaki, dan tubuh menunjukkan harmoni antara manusia, alam, dan leluhur.
Selain itu, tarian Maengket juga melambangkan sikap bersosialisasi dan membangun kebersamaan di antara anggota masyarakat. Melalui tarian ini, generasi muda belajar tentang nilai-nilai budaya dan identitas komunitas mereka, sekaligus menjaga kelestarian tradisi.
Gerakan Tarian Maengket
Gerakan tarian Maengket sangat khas dan penuh energi. Biasanya, tarian dilakukan secara berpasangan atau kelompok, dengan mengikuti irama musik tradisional. Beberapa gerakan utama tarian Maengket meliputi:
- Gerakan kaki: Langkah-langkah cepat dan ritmis mengikuti irama musik gendang, menunjukkan semangat dan kegembiraan.
- Gerakan tangan: Gerakan tangan berulang, terkadang saling bertemu dengan pasangan, melambangkan interaksi sosial dan kebersamaan.
- Gerakan tubuh: Tubuh bergerak mengikuti ritme, dengan gerakan melingkar atau berpindah tempat, menandakan dinamika komunitas dan kekompakan kelompok.
- Ekspresi wajah: Senyum dan ekspresi gembira menjadi bagian penting, menambah keindahan visual tarian.
Latihan gerakan tarian Maengket membutuhkan koordinasi, konsentrasi, dan ketelitian agar tarian terlihat harmonis dan energik. Biasanya para penari mengikuti guru tari atau pelatih lokal untuk mempelajari pola gerakan yang tepat.
Kostum Tradisional Tarian Maengket
Kostum tarian Maengket sangat berwarna dan mencerminkan identitas budaya Minahasa. Beberapa elemen kostum yang khas antara lain:
- Pakaian adat: Penari mengenakan pakaian tradisional Minahasa yang kaya motif dan warna cerah.
- Ikatan kepala atau hiasan kepala: Hiasan ini memberikan kesan anggun sekaligus menunjukkan status sosial atau peran penari dalam kelompok.
- Aksesoris tambahan: Seperti kain songket, gelang, atau selendang yang melengkapi gerakan tangan dan tubuh.
- Sepatu atau alas kaki: Beberapa kelompok menggunakan alas kaki khusus untuk menyesuaikan ritme gerakan dan menjaga keamanan penari.
Kostum yang dikenakan menambah keindahan visual tarian dan membantu mengekspresikan makna budaya yang terkandung dalam gerakan tarian.
Musik Pengiring Tarian Maengket
Musik merupakan bagian tak terpisahkan dari tarian Maengket. Instrumen utama yang digunakan antara lain:
- Gendang: Memberikan ritme utama untuk gerakan kaki dan tubuh.
- Suling: Menambah melodi lembut yang mengiringi gerakan tangan.
- Gamelan atau alat perkusi lainnya: Menambah variasi ritme dan memperkaya suara pengiring.
Iringan musik tradisional ini menciptakan suasana hidup, dinamis, dan menyenangkan, sehingga penonton merasa terhibur sekaligus menghargai nilai budaya yang ditampilkan.
Peran Tarian Maengket dalam Budaya Sulawesi Utara
Tarian Maengket memiliki peran penting dalam melestarikan budaya Sulawesi Utara. Beberapa peran utamanya antara lain:
- Media edukasi: Mengajarkan generasi muda tentang sejarah, filosofi, dan nilai-nilai budaya Minahasa.
- Hiburan tradisional: Menjadi bagian dari acara adat, festival, dan perayaan masyarakat setempat.
- Simbol identitas: Menunjukkan keunikan budaya Minahasa kepada masyarakat luas maupun wisatawan.
- Pengikat komunitas: Membantu memperkuat kebersamaan dan kerja sama dalam masyarakat.
Pelestarian Tarian Maengket
Untuk menjaga kelestarian tarian Maengket, berbagai upaya dilakukan, seperti:
- Menyelenggarakan pelatihan tari untuk generasi muda.
- Menampilkan tarian Maengket di festival budaya lokal dan nasional.
- Merekam video dokumentasi untuk keperluan pendidikan dan promosi budaya.
- Menjalin kerja sama dengan sekolah, sanggar tari, dan komunitas seni tradisional.
Upaya pelestarian ini penting agar tarian Maengket tidak punah dan tetap menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
Kesimpulan
Tarian Maengket adalah warisan budaya Sulawesi Utara yang sarat makna, sejarah, dan nilai estetika. Melalui gerakan, musik, dan kostum tradisionalnya, tarian ini menyampaikan filosofi kebersamaan, rasa syukur, dan identitas masyarakat Minahasa. Pelestarian tarian Maengket sangat penting agar generasi mendatang tetap mengenal dan menghargai kekayaan budaya Indonesia.
Dengan memahami sejarah, makna, gerakan, dan kostum tarian Maengket, kita tidak hanya menikmati tarian yang indah, tetapi juga menghargai nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
Pencarian Terkait :Keen to Try Tie‑Dye Batik (Ikat Celup)? Here’s How — Step‑by‑Step Guide
Keen to Try Tie‑Dye Batik (Ikat Celup)? Here’s How
Practical, beginner‑friendly batik tutorial • Estimated read: 6 minutes • Updated: 11 August 2025

Batik is an enduring part of Indonesian culture, but these days it’s not only for formal events — it’s perfect for casual wear and home décor too. Ikat celup, or tie‑dye batik, is a simple resist‑dye technique you can try at home to create beautiful, one‑of‑a‑kind patterns on fabric. This guide walks you through the whole process, from materials to tips for a great finish.
Why try ikat celup (tie‑dye batik)?
The method is accessible, affordable and creative. Instead of wax resist (used in batik tulis), ikat celup relies on tight bindings to stop dye from reaching parts of the fabric — producing organic, striking patterns. It’s a fun project for beginners and a great way to personalise shirts, scarves, tote bags or pillow covers.
Materials you’ll need
- White cotton fabric (mori) or plain cotton T‑shirt
- Elastic bands or raffia string for binding
- Fabric dye (synthetic powder dye such as Wantek or another fibre reactive dye)
- A large pot, wooden spoon and stirring stick
- Table salt (check dye instructions)
- Protective gloves and plastic sheeting
- Optional: small objects (marbles, coins, pebbles) for extra texture
Step‑by‑step: Make tie‑dye batik (ikat celup)
- Cut the fabric — Trim your white cotton to the size you want (for example, 40 × 60 cm for a table runner or sample swatch).
- Bind the cloth — Fold, twist or scrunch the fabric and bind sections tightly with elastic bands or raffia. Tie from the centre, the edge, or create concentric or striped patterns — the placement determines the design.
- Add objects (optional) — Place marbles, coins or pebbles inside folds before tying to create circular or irregular resist shapes.
- Prepare the dye bath — Fill a pot with water and heat to just under boiling. Add the dye powder and a measured amount of table salt (follow the dye packet instructions). Stir until dissolved.
- Dye the fabric — Submerge the tied fabric. For one colour, dip the entire piece. For multi‑coloured results, dye selected areas in stages and shield the rest with plastic to prevent unwanted transfers.
- Rinse and reveal — Lift the fabric from the dye when the colour is absorbed. Allow the excess dye to drain, then carefully cut or remove the bindings to reveal the pattern.
- Dry and set — Hang the fabric to dry on a clothesline or rack. Follow your dye’s instructions for setting (some dyes require heat‑setting or a soda ash soak).
Tips for better results
- Wear gloves and cover your work surface to avoid staining.
- Test on a small scrap first to check colour intensity and binding technique.
- The tighter the ties, the clearer the resist lines — experiment to find the look you like.
- Natural fibres like cotton take dye better than synthetic blends.
- For vibrant colours, use more concentrated dye (but follow safety instructions).
Creative variations
Try different folding methods (accordion, spiral, clamping) and combine multiple dye baths for layered colours. You can also paint or stencil over the dried ikat celup for mixed‑media effects.
Care and maintenance
Wash dyed fabrics separately for the first few washes to avoid colour transfer. Use a mild detergent and cold water. Over time, colours will mellow — consider this part of the charm for handmade textiles.
Suggested SEO keywords & labels
Primary keywords: tie‑dye batik, ikat celup, batik tutorial
Secondary keywords: how to make batik, Indonesian batik DIY, batik tie dye
Suggested blog meta & publishing checklist
- Meta title: Keep under 60 characters. Example: "Tie‑Dye Batik (Ikat Celup) — Easy Step‑by‑Step Guide"
- Meta description: 120–155 characters (we used ~150 chars above).
- Header structure: Use one H1 per page (done), H2 for major sections.
- Feature image: 1200×630px for good social previews; use descriptive alt text like "tie-dye batik ikat celup on white cotton".
- Internal links: Link to related posts (e.g. "Batik tulis vs batik cap" or "How to care for handmade textiles").
Cara Membuat Batik Ikat Celup
Keyword Utama
-
Cara membuat batik ikat celup
-
Batik ikat celup
-
Teknik batik Nusantara
-
Pewarnaan batik
-
Kriya tekstil
Keyword Turunan & LSI
1. Batik Ikat Celup
-
Pengertian batik ikat celup
-
Sejarah dan asal-usul batik ikat celup
-
Ciri khas dan keunikan batik ikat celup
-
Perbedaan batik ikat celup dengan batik tulis dan cap
-
Contoh motif batik ikat celup
2. Cara Membuat Batik Ikat Celup
-
Persiapan kain dan bahan pewarna
-
Teknik ikat: mengikat bagian kain untuk menghasilkan motif
-
Proses pencelupan kain dalam pewarna
-
Pengulangan ikat dan celup untuk variasi warna dan motif
-
Pengeringan dan finishing kain
3. Teknik dan Pewarnaan
-
Pewarna alami vs sintetis
-
Kombinasi warna dan efek gradasi
-
Tips menghasilkan motif tajam dan rapi
-
Eksperimen motif dan warna kreatif
-
Perawatan kain batik setelah proses celup
4. Media dan Alat
-
Kain katun, sutra, atau rayon
-
Tali atau benang untuk mengikat kain
-
Ember, panci, atau wadah pewarna
-
Sarung tangan dan alat pelindung
-
Media tambahan: lilin, wax, atau teknik campuran
5. Apresiasi Batik Ikat Celup
-
Menilai motif, warna, dan kualitas kain
-
Fungsi estetika dan simbolik batik
-
Batik ikat celup dalam fesyen dan kerajinan modern
-
Pelestarian teknik tradisional batik
-
Inspirasi kreativitas dari batik ikat celup
Keyword Pendukung (SEO LSI)
-
Teknik kriya tekstil Nusantara
-
Motif dan warna batik ikat celup
-
Cara membuat kain pewarnaan celup
-
Batik tradisional dan modern
-
Kreativitas dalam seni batik
Pengen Berkarya Batik Ikat Celup ??? Inilah Caranya !!!
Saat ini batik banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Batik tidak hanya di pakai untuk kegiatan-kegiatan formal saja seperti acara pernikahan atau kegiatan sekolah. Namun, baju batik sudah dapat juga dipakai dalam kegiatan sehari-hari. Motif batik juga sangat beragam. Ada yang bermotif sederhana ada juga yang rumit.- Kain mori
- Pewarna seperti wantek/indigosol/naphtol
- Panci
- Kompor
- Karet gelang/tali rapia Garam dapur secukupnya Gawangan Pengaduk
Cara Membuat Batik Ikat Celup
- Guntinglah kain putih (mori) sesuai ukuran, misalnya 40 x 60 cm.
- Ikatlah bagian kain dengan menggunakan alat pengikat, sebaiknya karet gelang atau tali rapia.
- Ikatan boleh mengambil dari tengah kain atau pinggir kain, motifnya segaris atau memusat tergantung dari mana mengikat dan seberapa banyak bagian kain yang diikat. Semakin banyak bagian kain yang diikat maka akan semakin banyak pula motif yang dihasilkan.
- Untuk menambah variasi bentuk, sebelum mengikat kain bubuhkanlah benda seperti kelereng, uang logam, batu kerikil, pecahan genting atau pecahan keramik yang telah dibentuk.
- Setelah selesai siapkan warna pencelup. Masing-masing pencelup berbeda-beda, baik jenisnya maupun cara penyajiannya. Anda ambil pencelup yang mudah ditemukan yaitu wantek.
- Siapkan panci, isi dengan air, lalu masak di kompor.
- Setelah itu taburkanlah pewarna (wantek) pada panci dan garam dapur secukupnya (baca aturan pakai pada bungkusnya). Aduk sampai rata.
- Setelah agak mendidih celupkanlah kain tersebut ke dalam panci tersebut.
- Jika menginginkan satu warna maka kain semuanya dicelup. Namun jika menginginkan lebih dari satu wama maka bagian yang lain disisakan untuk pencelupan dengan warna berikutnya. Anda dapat juga menghalangi bagian tertentu dengan plastik supaya tidak terkena cairan.
- Setelah warna meresap ke kain, angkat dan tiriskan
- Kemudian buka ikatannya.
- Tiriskan pada gawangan atau tempat jemuran.
- Jadilah karya batik ikat celup.
- Hal ini bisa di aplikasikan pada pakaian/kaos yang telah jadi.

Peralatan, Perlengkapan, Penataan Gambar Pameran
Keyword Utama
-
Peralatan pameran seni
-
Perlengkapan pameran gambar
-
Penataan pameran
-
Seni rupa dan pameran
-
Presentasi karya seni
Keyword Turunan & LSI
1. Peralatan Pameran
-
Tiang gantung, easel, frame, dan display board
-
Alat pencahayaan untuk menonjolkan karya
-
Peralatan keamanan: tali pengaman, penyangga, dan kaca pelindung
-
Peralatan transportasi dan packing karya
-
Media presentasi digital (layar, proyektor)
2. Perlengkapan Pameran
-
Label karya dan informasi artist
-
Brosur atau katalog pameran
-
Dekorasi ruangan dan penunjang estetika
-
Meja, kursi, dan area interaksi pengunjung
-
Alat bantu pemasangan karya (paku, pengait, kawat)
3. Penataan Pameran
-
Tata letak karya: linear, grid, atau tematik
-
Penentuan urutan dan jarak antar karya
-
Penempatan pencahayaan untuk efek visual maksimal
-
Penataan warna latar dan dekorasi sesuai tema
-
Penataan ruang untuk kenyamanan pengunjung
4. Presentasi dan Estetika
-
Menampilkan karya agar mudah diamati
-
Integrasi tema, warna, dan pencahayaan
-
Menonjolkan karya utama atau fokus pameran
-
Menciptakan suasana sesuai konsep pameran
-
Teknik display modern dan tradisional
5. Apresiasi Pameran
-
Menilai tata letak dan estetika keseluruhan
-
Fungsi pameran untuk edukasi dan promosi seni
-
Karya pameran sebagai media ekspresi seniman
-
Interaksi pengunjung dengan karya pameran
-
Dokumentasi dan publikasi pameran
Keyword Pendukung (SEO LSI)
-
Tips menata pameran seni rupa
-
Perlengkapan dan alat pameran karya seni
-
Presentasi karya seni di galeri
-
Display karya seni untuk publik
-
Seni rupa dan tata ruang pameran
Peralatan dan Perlengkapan Pameran

Penataan Karya Seni Rupa
- Penempatan karya seni rupa perlu mempertimbangkan rasa aman dan kenyamanan bagi pengunjung.
- Karya dua dimensi dapat dipajang pada sketsel (panil) atau dinding.
- Karya tiga dimensi diletakkan di atas meja (level). Bila ukurannya terlalu besar, boleh diletakkan di lantai.
- Karya kerajinan tangan dapat ditempatkan di meja khusus yang telah disediakan.
- Penataan lampu diatur agar karya yang dipajang dapat terlihat jelas dan menarik.

Pertunjukan Tari, Rias Cantik atau Tampan, Rias Tokoh
Pertunjukan TARI BERDASARKAN RIAS DAN BUSANA
Tari Kelompok Yang Bentuk penyajiannya Berupa drama tari ATAU tari berdialog also akan BERBEDA-beda Sesuai Karakter tokoh masing-masing. Jadi, penari Harus pandai merias Diri DENGAN Cara berlatih, dimulai Dari Yang Mudah Dan sederhana seperti using pensil alis untuk review MEMBUAT different Bentuk alis mata, MEMBUAT godek, ATAU kumis. Beroperasi tata rias dibedakan Menjadi dua, Yaitu rias cantik ATAU tampan Dan rias tokoh.
1. Rias Cantik ATAU Tampan
Rias cantik ATAU tampan biasanya Hanya ditambah alis mata Yang dibentuk rupa sedemikian, sehingga kelihatan rapi. Untuk review rias tampan, Jumlah Harga: Tambahkan kumis Dan penebalan alis mata Supaya kelihatan LEBIH dewasa Dan tampan.

2. Rias Tokoh
Menumbuhkan Rasa Cinta Akan Karya Seni dan Mengembangkan Hasil Karya Seni
Menumbuhkan Rasa Cinta Akan Karya Seni dan Mengembangkan Hasil Karya Seni

- Siswa mampu menunjukkan apresiasinya melalui kreatifitas di bidang seni, khususnya seni rupa.
- Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkarya sekaligus sebagai ajang prestasi dan kompetensi dibidang seni.
- Memperbesar rasa percaya diri siswa sehingga dapat memotivasi kreativitasnya untuk berkarya.
- Melatih siswa berorganisasi dan bekerjasama, mengambil mufakat dengan bermusyawarah, dan menghormati pendapat orang lain.
Apa saja Jenis-Jenis Pameran
Adapun menurut jenisya, maka pameran dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu :- Pameran Umum. Yang dimaksud dengan pameran umum adalah pameran yang diadakan oleh masyarakat luas, maka pameran ini sifatnya umum (terbuka) untuk siapa saja dan penyelenggaranyapun boleh siapa saja, misalnya seniman atau instansi.
- Pameran khusus. Maksudnya adalah pameran yang diadakan oleh kalangan tertentu dan untuk orang tertentu, misalnya sekolah mengadakan pameran kelas atau sekolah. Kegiatan pameran kelas atau sekolah hanya diikuti oleh siswa kelas, misalnya kelas VII mengadakan pameran kelas jadi yang boleh ikut hanya siswa kelas VII saja.
Tahapan Persiapan Pameran Kelas atau Sekolah
Untuk menyelenggarakan pameran kelas atau sekolah maka diperlukan persiapan yang matang supaya kegiatan pameran dapat berlangsung dengan lancar. Adapun tahapan-tahapan dalam menyelenggarakan pameran sekolah adalah :
Persiapan Perencanaan (persiapan awal)
Adapun persiapan Perencanaan ini mencakup pembentukan panitia, pembuatan proposal, penyusunan jadwal, dan tempat penyelenggaraan.
Pembentukan Panitia
Panitia merupakan kelompok orang yang ditunjuk atau dipilih dalam mengurus suatu kegiatan. Pembentukan panitia ini sebaiknya di lakukan secara musyawarah di tingkat kelas yang di pimpin oleh ketua kelas dan kalau ditingkat sekolah di pimpin oleh ketua OSIS.
Adapun susunan kepanitian sebagai berikut :
2. Penanggung jawab dijawab oleh guru mata pelajaran yang bersangkuta (guru kesenian). Tugasnya memberikan arahan dan bimbingan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan.
- Seksi penyeleksi, bertugas menyeleksi karya-karya yang akan di pamerkan.
- Seksi dekorasi, bertugas mengatur dan membuat ruang pameran menjadi tampak lebih indah dan menarik.
- Seksi dokumentasi, bertugas mempublikasikan semua yang berhubungan dengan kegiatan pameran.
- Seksi keamanan, bertugas menjaga keamanan selama pameran berlangsung sampai acara kegiatan pameran selesai.
- Seksi perlengkapan, bertugas mempersiapkan segala perlengkapan dan alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan pameran berlangsung.
- Seksi konsumsi, bertugas dan bertanggung jawab berbagai hal yang berkaitan dengan konsumsi.
Tahap Persiapan Akhir
Merancang dan Membuat Seni Kriya dan Teknik Seni Kriya berikut dengan Coraknya
Merancang dan Membuat Seni Kriya dan Teknik Seni Kriya berikut dengan Coraknya
Keberadaan seni kriya sangat erat hubungannya dengan perkembangan dan kemajuan teknologi dari masa ke masa, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia, selera terhadap karya senipun mengalami perkembangan.
Pengertian dan Fungsi Seni Kriya
Pengertian dari Seni Kriya adalah sebuah karya seni yang diproses melalui keterampilan dan kepiawaian tangan tanpa menghilangkan aspek fungsional serta nilai seni yang terkandung di dalamnya. Dalam pembuatan sebuah Seni Kriya tidak hanya berdasarkan aspek fungsionalnya tetapi juga memperhatikan aspek keindahan yang bisa memenuhi kebutuhan emosional. Dalam sejarah perkembangannya masyarakat luas lebih mengenal Seni Kriya ini dengan Kerajinan, karena proses pembuatan seni kriya tidak terlepas dari pekerjaan tangan dan memiliki aspek fungsional (bisa dimanfaatkan).
Menurut fungsinya Seni Kriya secara garis besarnya bisa di golongkan menjadi tiga bagian :
Pertama : Hiasan (Dekorasi).
Diantara sekian banyak produk-produk hasil dari seni kriya yang berfungsi sebagai pajangan di rumah diantaranya adalah Karya Seni Ukir, hiasan dinding, patung, dan lain-lain sebagainya.
Kedua : Benda Terapan (Siap Pakai)
Seni Kriya yang sesungguhnya adalah seni kriya yang tetap mengutamakan aspek kegunaan/fungsi tanpa mengesampingkan nilai-nilai keindahan, contohnya adalah, senjata, pedang, parang, keramik, furniture, tempat minuman dan masih banyak lagi yang lainnya.
Ketiga : Benda Mainan
Jenis yang ketiga ini adalah Seni Kriya berfungsi sebagai mainan terutama untuk anak-anak, bentuknya yang sederhana serta bahan yang digunakanpun relatif mudah di dapat contohnya Boneka, dakon, dan kipas kertas.
Jenis-Jenis Seni Kriya
Merancang dan Membuat Karya Seni Kriya Daerah Setempat
Teknik dan Corak Seni Kriya Daerah Setempat
- Seni Kriya adalah karya seni yang dibuat dengan keterampilan tangan (Hand Skill) dengan memerhatikan aspek fungsional dan nilai seni (artistik).
- Fungsi seni kriya dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu sebagai hiasan (dekorasi), sebagai benda terapan, dan sebagai benda mainan.
- Berdasarkan dimensinya, seni kriya dapat dibedakan menjadi seni kriya dua dimensi dan seni kriya tiga dimensi.
- Sebelum membuat seni kriya yang sesungguhnya, terlebih dahulu dibuat rancangan atau desain sebagai panduan.
- Rancangan dan pembuata seni kriya harus mempertimbangkan kegunaan, kenyamanan, bahan dan teknik, serta nilai seni.
- Teknik pembuatan karya seni kriya umumnya masih sederhana dengan menggunakan keterampilan tangan, coraknyapun masih tradisional.
- Penggunaan pola hias karya seni kriya ada yang masih bersifat tradisional, terikat pakem, monoton, dan diwariskan secara turun temurun. Namun ada juga yang sudah mengalami pengembangan.