Keragaman Tari Kreasi Nusantara

Keyword Utama

  1. Tari kreasi Nusantara

  2. Keragaman tarian Indonesia

  3. Tari tradisional dan modern

  4. Pengembangan tari kreasi

  5. Contoh tari kreasi Nusantara

Keyword Turunan & LSI

1. Tari Kreasi Nusantara

  • Pengertian tari kreasi

  • Perbedaan tari kreasi dengan tari tradisional

  • Tujuan pembuatan tari kreasi: estetika, edukasi, hiburan

  • Unsur dalam tari kreasi: gerak, irama, ekspresi, kostum

  • Contoh tari kreasi di berbagai daerah

2. Keragaman Tarian Indonesia

  • Ragam gerak dan formasi tari Nusantara

  • Tarian daerah dari Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi, Kalimantan

  • Perbedaan gerak berdasarkan budaya lokal

  • Pengaruh musik dan alat musik tradisional dalam tari

  • Fungsi tari dalam upacara, hiburan, dan pendidikan

3. Tari Tradisional dan Modern

  • Tari tradisional: sejarah, fungsi, ciri khas

  • Tari modern/kontemporer: improvisasi dan inovasi

  • Kombinasi elemen tradisional dengan modern dalam tari kreasi

  • Peran koreografer dalam pengembangan tari

  • Contoh pertunjukan tari kreasi di sekolah dan komunitas

4. Pengembangan Tari Kreasi

  • Teknik eksplorasi gerak dan ekspresi

  • Penggunaan kostum, properti, dan dekorasi panggung

  • Formasi individu, berpasangan, dan kelompok

  • Pemilihan musik dan ritme yang sesuai

  • Penilaian kreatifitas dan estetika tari

5. Contoh Tari Kreasi Nusantara

  • Tari kreasi kontemporer dari daerah Bali, Jawa, Sumatera, Sulawesi

  • Tari kreasi dengan tema cerita rakyat atau sejarah lokal

  • Tari kreasi yang menggabungkan gerak modern dan tradisional

  • Dokumentasi dan pementasan tari kreasi di sekolah atau festival

  • Tips membuat karya tari kreasi sendiri

Keyword Pendukung (SEO LSI)

  • Ragam tari kreasi Nusantara untuk pendidikan seni

  • Contoh tarian daerah dan kreasi modern

  • Kreativitas dan inovasi dalam pembuatan tari

  • Analisis gerak, irama, dan formasi tari

  • Aktivitas praktis dalam belajar tari kreasi

Keragaman Tari  Kreasi Nusantara


Perkembangan masyarakat dan budaya di suatu negara menyebabkan lahirnya tari kreasi. Lahirnya tari kreasi ini seiring dengan berkembangnya kehidupan masyarakat dan budaya tempat tari modern tersebut berkembang. Oleh karena itu, tidak heran apabila tari kreasi tersebut mempunyai fungsi dan peran tersendiri dalam kehidupan masyarat dan budaya.
Mengidentifikasi Tari Tunggal Kreasi Nusantara

Beberapa tari tunggal kreasi Nusantara diantaranya :
Tari Dwimuka
Dalam tari ini diceritakan dua sifat yang saling bertentangan satu sama lain. Tari ini adalah bentuk tari tunggal putri yang penyusunannya didasarkan pada latar belakang tari tradisi Topeng Cirebon. Busana tari ini adalah kain batik pesisiran pekalongan yang bermotif tumbuh-tumbuhan menjalar yang berwarna dan berpola cerah. Selain itu, dalam tari ini digunakan pula teks, yang bisa digunakan untuk tari topeng. Kedua telinga dihiasi dengan untaian bunga merah dan putih yang mempunyai panjang hingga mencapai pinggul. Tari ini juga merupakan perkembangan dari tari Salome yang diciptakan pada 1980.
Tari Dwimuka
Aksesoris Tari Dwimuka adalah dua topeng yang digunakan pada dua sisi, yaitu bagian depan dan bagian belakang wajah. Bagian depan menggunakan topeng Cirebon putri dan bagian belakang topeng Niluh (bali). Properti utama tari ini adalah cundrik. Musik Tari Dwimuka diambil dari Gending Sisingaan yang telah diolah kembali. Tari ini di susun oleh Didik Nini Thowok pada tahun 1990-an.

Tari Sekar Putri
Tari Sekar Putri

Tari Sekar putri merupakan tari tunggal dan tatar Sunda. Tari Sekar Putri diiringi lagu bungur dengan laras pelog atau lanyep dengan pola lantai beragam. Sinopsis Tari Sekar Putri dapat diartikan sebagai sekar adalah bunga dan putri adalah gadis remaja atau putri raja. Dengan demikian, dapat berarti sebagai gadis yang sedang mekar berangkat remaja sangat indah, seperti bunga sedang mekar. Tari ini dapat juga di artikan sebagai tari massal. Untuk pementasan tari ini tidaklah diperlukan ruangan besar.

Tari Cokek Rengganis
Tari Cokek Rengganis

Tari Cokek Rengganis  merupakan tari tunggal dari Betawi. Tari ini diciptakan tahun 2002. Tari yang merupakan perkembangan dari Tari Cokek ini lahir dan berkembang pada abad ke 13. Tari ini diciptakan atas kerja sama Subdin Pariwisata Kota Tangerang bersama orang-orang yang peduli terhadap pelestarian bentuk seni tradisional Betawi. Tujuan utama diciptakannya tarian ini adalah untuk menghilangkan kesan negatif dari masyarakat terhadap keberatan penari wanit pada Tari Cokek yang asli, yang identik dengan tarian erotis. Tari yang merupakan perpaduan gaya Cina, Betawi, dan Jawa ini identik dengan keberadaan masyarakat Tionghoa yang telah turun-temurun tinggal di Betawi.

Melihat sejarah perkembangannya, tari ini berasal dari Teluk Naga di Tangerang. Tan Sio Kek adalah seorang tuan tanah kaya keturunan Cina. Ia memiliki kelompok musik yang kemudian terkenal dengan musik Gambang Kromong. Musik ini pada awalnya merupakan perpaduan ketiga alat musik dari Cina, yaitu Teyang, Su Khong, dan Khong Ayan yang dimainkan oleh tiga orang berasal dari Cina yang datang ke tempat tinggal Tan Sio Kek di Tangerang. Sementara musik Gambang Kromong mengalun, terdapat beberapa gadis yang menari mengikuti irama musik tersebut. Gadis ini adalah anak buah Tan Sio Kek yang kemudian mendapat julukan Gokek (bahasa Hokkian, Cio Kek). Dalam pertunjukannya, para penari ini mendapat persenan dalam bentuk uang yang diberikan oleh para lelaku yang ikut menari bersama. Lagu-lagu yang sering digunakan untuk mengiringi tari Cokek ini, diantaranya Gelatik Nguk-Nguk, Cente Manis di Patok Burung, Surilang Enjot-Enjotan, Jali-Jali, dan Sinh Kuning.

Tari Hudoq dan Tari Hudoq Kita

Dalam Tari Hudoq digunakan topemg kayu yang menyerupai binatang buas dan daung pisang atau daun kelapa sebagai penutp tubuh penari. Tarian ini erat hubungannya dengan upacara keagamaan dari kelompok suku Dayak Bahau dan Mondang. Tari ini dimaksudkan untuk memperoleh kekuatan dalam mengatasi gangguan hama perusak tanaman dan mengharapkan diberinya kesuburan, dan hasil panen yang melimpah.

Tari Hudoq Kita merupakan tarian masyarakat Dayak Kenyah. Tari ini memiliki fungsi yang sama dengan Tari Hudoq. Selain itu, tarian ini dipertunjukan sebagai upacara menyambut tahun tanam dan ungkapan rasa terima kasih kepada para dewa yang telah memberikan hasil panen yang melimpah. Perbedaan yang dapat diamati pada kedua tarian ini adalah pada kostum, topeng, gerakan tari, dan musik pengiringnya. Kostum yang digunakan dalam Tarian Hudoq Kita menggunakan baju lengan panjang dari kain biasa yang memakai sarung, sedangkan topengnya berbentuk wajah manusia dan dihiasi ukiran khas Dayak Kenyah. Ada dua macam topeng dalam Tari Hudoq Kita, yaitu yang terbuat dari kayu dan berupa cadar yang terbuat dari manik-manisk dengan ornamen khas Dayak Kenyak.
Copyright © BESERUPA. All rights reserved.