Merancang Pertunjukan Teater Daerah Setempat

Merancang Pertunjukan Teater Daerah Setempat


Pada artikel sebelumnya, telah di uraikan tentang bagaimana merancang sebuah pertunjukan itu. Jika berbagai hal yang dipersiapkan saat merancang pertunjukan terater sudah siap, kamu harus melakukan hal berikut ini.




1. Mengelola Pertunjukkan

Sebuah pertunjukan tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal jika tidak dikelola dengan baik. Pengelolaan pertunjukan dapat berlangsung sebelum dan selama pertunjukan. Ketika kita mengelola sebuah pertunjukan, interaksi dan koordinasi di antara tim sangat diperlukan.
Pengelola pertunjukan, dalam hal ini dilakukan oleh seorang sutradara. Biasanya, sutradara merupakan pemimpin pertunjukan.

Koordinasi dan interaksi antara seorang sutradara dengan pemain, penata dekorasi, penata busana, penata rias, penata musik, dan sebagainya sangat dituntut agar sebuah pertunjukan berjalan dengan sukses.

2. Menyusun Jadwal

Setelah perencanaan pengelolaan dilakukan, hal yang dilakukan dalam merancang sebuah pertunjukan daerah adalah menyusun jadwal. Mengapa penyusunan jadwal penggarapan ini sangat penting? Sebuah jadwal penggarapan tentunya akan menunjang semua tim dalam melakukan sebuah pertunjukan. Coba kamu bayangkan apabila sebuah pertunjukan tidak tersusun jadwal penggarapan yang baik?

Apakah pertunjukannya akan berhasil?

Karena begitu pentingnya sebuah jadwal, sebuah pertunjukan harus memiliki sebuah jadwal penggarapan yang tertata dengan baik dan rapi. Biasanya jadwal penggarapan meliputi hal-hal berikut ini.
  • Waktu pelaksanaan latihan.
  • Waktu penataan panggung.
  • Waktu penataan dekorasi.
  • Waktu penataan musik.
  • Waktu penataan dekorasi.
  • Waktu pengembangan latihan.

3. Pengembangan Latihan

Jika jadwal penggarapan sudah tersusun dengan rapi, langkah selanjutnya adalah pengembangan latihan. Sebenarnya, pengembangan latihan ini harus dikuasai setiap aktor karena hal ini merupakan teknik dasar dalam bermain teater.

Dalam setiap pementasan, setiap aktor menggunakan teknik-teknik tertentu dalam melakukan perannya. Seorang aktor sebenarnya tidak asal bergerak, tidak asal muncul, dan tidak asal bicara. Mengapa seorang aktor menggunakan teknik tersebut? Tujuannya adalah agar peran yang dihayatinya dapat semakin hidup dan melekat di mata penonton. Selain itu, permainan dramamu pun akan semakin enak untuk dilihat. Sebenarnya teknik apa yang digunakan oleh seorang aktor ketika berada di panggung?

a. Teknik Muncul

Teknik muncul adalah teknik khusus saat aktor naik ke atas pentas. Dalam suatu pementasan drama, akan sangat membosankan jika aktor masih dalam keadaan biasa-biasa saja (datar). Nah, untuk menyiasatinya, teknik muncul ini sangat diperlukan. Jadi, setiap aktor dapat memulai perannya dengan kemunculan yang kreatif dan berkesan. Misalnya, seorang aktor dapat muncul sambil berlari dari luar panggung dan berteriak-teriak minta tolong. Hal tersebut dapat memberikan kesan lebih bagi para penonton.

Teknik muncul ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut.
  1. Teknik muncul dengan suara dari luar atau belakang panggung. Sebelum masuk ke panggung, kamu bisa memanfaatkan suaramu terlebih dahulu. Misalnya, saat kamu berperan sebagai penjual bakso, kamu dapat berteriak di luar panggung terlebih dahulu sebelum muncul ke atas pentas. Tentunya penonton akan penasaran, siapa sih yang berteriak?
  2. Teknik muncul berjalan di bibir panggung Nah, teknik muncul ini dapat digunakan agar memberikan kesan unik. Kamu dapat masuk ke panggung sejauh 1-2 langkah. Lalu menghentikan langkah, jangan langsung ke tengah panggung. Biarkan penonton mengenali dulu keberadaanmu. Baru kamu beraksi di tengah-tengah panggung.
  3. Teknik muncul tablo. Teknik ini adalah teknik yang sangat unik. Semua pemain berdiam seperti patung di atas panggung dengan pose tertentu sampai lampu panggung dinyalakan atau layar dibuka. Jadi, penonton akan melihatmu seperti boneka yang sedang menunjukkan aktivitas tertentu. Misalnya, saat berada di sekolah.

b. Teknik Memberi Isi

Teknik ini dilakukan dengan cara menonjolkan emosi dan pikiran di balik kalimat-kalimat yang diucapkan dan di balik perbuatan yang dilakukan dalam pertunjukan teater. Sebuah kalimat akan terasa mem-punyai kesan apabila diberi isi ataupun tekanan. Pada kalimat "Gayanya itu" bisa mengandung bermacam-macam pengertian. Jika diucapkan dengan cara tertentu, dapat menjadi dari orang yang mengucapkan. Ada tiga macam cara memberikan tekanan pada isi kalimat.

1) Tekanan dinamik

Tekanan dinamik adalah menekan kata tertentu dari kalimat untuk menonjolkan isi pikiran dan isi perasaan dari kalimat tersebut. Tekanan keras dalam pengucapan, dalam berbicara biasanya orang akan menekan kata-kata yang dianggap penting. Contohnya, Saya akan pergi ke kantor (bukan ke rumah), Siapa wanita tadi (bukan laki-laki), dan Saya yang mengatakan (bukannya dia).

2)  Tekanan nada
Tekan tinggi rendahnya dalam pengucapan suatu kata. Perhatikan contoh berikut.
  • Apa, bisa merupakan arti pertanyaan atau teguran, bergantung dari ucapan.
  • Gila, bisa berarti makian, bisa sekaligus pujian.
  • Tekanan tempo
Tekan lambat dan cepatnya mengucapkan sebuah kata dalam kalimat. Di dalam suasana sedih tempo pengucapan akan lambat. Pada suasana gembira tempo pengucapan akan cepat. Misalnya, saya muak sekali mendengar kata-katanya (tempo digunakan dengan lambat), senang benar saya menerima suratnya (tempo digunakan dengan cepat ).

c. Teknik Pengembangan
Teknik pengembangan dapat dicapai dengan menggunakan pengucapan dan jasmani. Bagaimana cara yang dilakukan melalui pengucapan?

Teknik pengembangan yang dicapai melalui pengucapan dapat dilakukan dengan cara:
  1. menaikkan volume suara,
  2. menaikkan tinggi suara,
  3. menaikkan kecepatan tempo suara, dan
  4. mengurangi volume tinggi nada, kecepatan tempo suara.
Sementara itu, teknik pengembangan yang dicapai melalui jasmani dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
  1. Menaikkan tingkat posisi jasmani. Kepala menunduk menjadi tengadah. Tangan terkulai menjadi teracung. Sikap berbaring menjadi duduk. Duduk menjadi jongkok, jongkok menjadi berdiri.
  2. Dengan cara berpaling. Memalingkan kepala, tubuh (torso) serta badan. "Aku putramu creon. Jadi selama adil dan bijaksana, aku akan patuh dan setia. Tak mungkin aku menganggap perkawinan pribadi lebih penting dari urusan kepemimpinan negara." Kalimat-kalimat tersebut dapat diisi dengan tindakan-tindakan. "Aku putramu Creon. Jodi selama Anda adil dan bijaksana". (Memalingkan kepala ke arah Creon.) aku akan patuh dan setia (sekejap memberikan jeda, lalu memalingkan tubuh) Tak mungkin aku menganggap perkawinan pribadi lebih penting dari urusan kepemimpinan negara.
  3. Dengan cara berpindah tempat. Berpindah dari kiri ke kanan, dari belakang ke depan, dari bawah ke atas.
  4. Dengan melakukan gerakan anggota badan. Tanpa melakukan perubahan tempat, pemeranan dapat melakukan pengembangan dengan melalui melambaikan tangan, mengembangkan jari, mengepal tinju, menghentakan kaki, mengangguk-anggukan kepala. "Jangan lagi menyebut nama Indadid, saripah. la sudah sirna dari masa lajang. Lima purnama yang lalu di Bukit Selasih, dia mengguna-gunaai suntil iparku. Dan sudah berulang engkau lupa. Lain kali janganlah lupa, kau adalah istriku (Kalimat ini walaupun oleh si pemeran mengucapkan sambil duduk, dapat dilakukan dengan beberapa gerakan).
  5. Dengan air muka Perubahan-perubahan air muka dapat mencerminkan perkembangan emosi si pemeran.

Postingan populer dari blog ini

Pertunjukan Tari, Rias Cantik atau Tampan, Rias Tokoh

Pengemasan Produk Kerajinan dari Bahan Lunak

Olah Suara atau Vokal dengan teknik Pernapasan, Senam Wajah, Senam Lidah, Senam Rahang Bawah, Latihan Tenggorokan, Berbisik, Mengerik dan Bergumam, Bersenandung