Mengidentifikasii Teater Berdasarkan unsur-unsurnya dan Sikap Apresiatif terhadap Keunikan dan Pesan Moral Seni Teater Nusantara

Mengidentifikasii Teater Berdasarkan unsur-unsurnya

Seperti halnya seni yang lainnya, seni teater juga mempunyai berbagai unsur di dalamnya. Apa saja unsur-unsur yang ada dalam pertunjukan seni teater itu? Perhatikan dengan saksama uraian berikut ini.

a. Lakon


Lakon dapat diartikan sebagai cerita yang dipertunjukkan. Lakon merupakan hal yang esensial dalam pertunjukan teater. Coba saja kamu bayangkan jika sebuah pertunjukan hanya ada pemainnya saja tanpa adanya lakon. Apakah hal tersebut akan dapat dinikmati sebagai sebuah drama atau pertunjukan teater? Sebaliknya, jika hanya ada lakon tanpa adanya pemain dan tempat, hal itu sama saja dengan menikmati sebuah drama dalam bentuk bacaan.

b. Pemain


Pemain adalah orang-orang yang memerankan tokoh cerita dalam pertunjukan teater.

c. Tempat

Tempat merupakan sebuah arena untuk melakukan pementasan teater. Biasanya pertunjukan ini menggunakan panggung sebagai tempat pertunjukan. Akan tetapi, ada juga pertunjukan yang tanpa menggunakan panggung.

d.  Penonton


Penonton yaitu orang-orang yang menyaksikan pertunjukan teater. Biasanya, penonton teater merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pertunjukan teater. Mengapa demikian?

Karena berhasil atau tidaknya pertunjukan teater bergantung pada unsur penonton.

e. Naskah


Unsur yang terakhir adalah naskah. Naskah sangat penting kedudukannya untuk membuat sebuah pertunjukan berjalan dengan baik dan teratur. Oleh karena itu, sebelum melakukan pertunjukan, alangkah baiknya kita memilih naskah dan memahami naskah tersebut terlebih dahulu.

Sikap Apresiatif terhadap Keunikan dan Pesan Moral Seni Teater Nusantara


Bagaimana dengan pemahamanmu ter-hadap seni teater Nusantara, meningkatkah? Tentunya sekarang kamu sudah memahaminya dengan baik. Nah, jika dalam dirimu sudah terdapat pemahaman tentang berbagai hal mengenai teater, berusahalah untuk meng-apresiasi seni teater itu sendiri. Banyak hal yang dapat kamu lakukan ketika mengapresiasi seni teater Nusantara.

Seperti telah kamu ketahui sebelumriya, seni teater Nusantara berasal dari berbagai daerah sehingga memiliki keunikan dan ke-khasan tersendiri, baik dari kostum, panggung, jalinan lakon, setting, dan sebagainya.

Selain hal yang sudah dikemukakan di atas, dalam teater Nusantara pasti terdapat nilai-nilai moralitas yang dapat kita ambil hikmahnya dalam kehidupan sehari-hari. Karena begitu bermanfaatnya nilai moralitas dalam seni teater itu, jika sedang mengapresiasi seni teater, perhatikan dan nikmatilah dengan penuh konsentrasi.

1. Memberikan Penilaian terhadap Keunikan Seni Teater Nusantara

Tentunya kamu sudah mengetahui berbagai keunikan yang ada dalam teater Nusantara, bukan? Keunikan tersebut dapat dilihat dari tata gerak, tata busana, tata musik, penyajian, dan sebagainya. Keunikan yang muncul dalam teater Nusantara merupakan seuatu keindahan tersendiri dalam menikmati sebuah pertunjukan.

Misalnya, berbagai busana yang digunakan dalam pertunjukan teater Bali. Busana yang digunakan mencerminkan sikap dan budaya masyarakat Bali pada umumnya. Dipadukan dengan keunikan tata gerak yang khas dan tata musik sehingga menghasilkan sebuah pertunjukan yang dapat membawa jauh penonton merasakan tinggal di daerah Bali. Jika hal tersebut menjadi kesatuan yang utuh, niscaya penonton akan merasa puas dengan seni pertunjukan teater tersebut.


2. Mengungkapkan Nilai-Nilai Moralitas dalam Seni Teater Nusantara

Sebagai sebuah produk seni, di dalam sebuah pertunjukan teater pasti terdapat nilai-nilai moralitas yang ingin disampaikan. Pesan tersebut akan terlihat dalam amanat suatu pertunjukan teater tersebut. Misalnya, amanatnya terselip dalam bagian-bagaian dialog, ekspresi wajah dan gerak tubuh, ataupun perpaduan busana.
Agar dapat memahami nilai-nilai moralitas yang terdapat dalam teater, bacalah sebuah petikan naskah berikut. Berilah tanggapan terhadap pesan moral yang terdapat dalam cerita berikut.
Kibu sedang tidur di atas ranjangnya. Ketiba layar dibuba atau lampu dinyalaban, suasana menggambarban subuh menuju be fajar. Fajar tiba dengan semabin menjadi terangnya pentas. Kibu semabin jelas terbaring atas ranjangnya. Muncul tiga ekor burung.


Burung 1
:
Kibu, bibu, bibu, bibu
Burung 2
:
Kibu, bibu, bibu, bibu
Burung 3
:
Kibu, bibu, bibu, bibu
Bersama
:
Kibu, bibu, bibu, bibu
Burung 1
:
Matahari sudahlah terbit, cahaya emasnya di langit, gemerlap gilang gemilang, indah nian tub dipandang.
Burung 2
:
Matahari di angbasa, sinamya hangat terasa, angin sejub pun bertiup, bintang-bintang mabin redup.
Burung 3
:
Udara segar yang bersih, hiruplah dengan segera, anugerah Tuhan pengasih, agar bau sehat perbasa.
Bersama
:
Kibu, bibu, bibu, bibu. Bangun, hari sudah terang. Bangbit dan tinggalban mimpi. Ayolah bermain gembira.
(Sebelum burung-burung selesai bernyanyi, Kibu bergerab-gerab di ranjangnya, membuba selimut, lalu bangbit).
Kibu
:
Hai! Seiamat pagi bawan-bawan. Terima basih balian telah membangunbanbu.
Burung 1
:
Kau tab perlu berterima basih. Kami senang datang be sini.
Kibu
:
Mana yang lain? Mengapa hanya bertiga? Lebih meriah balau balian datang beramai-ramai.
Burung 2
:
Yang lain sudah pergi. Kibu, bami datang untuk mengucapkan seiamat tinggal.
Kibu
:
Pergi? Ke mana?
Burung 3
:
Ke kerajaan burung. Ke negeri bami.
Kibu
:
Mengapa?
Burung 1
:
Kami tidab betah lagi di sini, Kibu.
Kibu
:
Saya tidak mengerti. Bubanbah bita bersahabat? Bubanbah saya sayang bepada balian?
Burung 2
:
Benar, bibu. Kau sangat sayang bepada bami. Kami berterima basih bepadamu untub mabanan dan minuman yang biasa bau sediaban di depan jendelamu. Kami senang bermain-main di sini.
Kibu
:
Kalau begitu, mengapa balian meninggalban saya?
Burung 3
:
Kampung ini tidab aman lagi bagi bami, Kibu.
Kibu
:
Tidak aman?
Burung 1
:
Ya. Putra-putra pak lurah suka main ketapel dan suka ekor kawan kami menjadi korban.
Kibu
:
Mengatepel kalian? Mengapa?
Burung 2
:
Saya tidak tahu.
Kibu
:
Bukankah kalian bernyanyi juga untuk mereka?
Burung 3
:
Kami menyanyi untuk semua orang, Kibu.
Kibu
:
Tapi mereka mengatepel kalian?
Burung 1
:
Benar, Kibu.
Kibu
:
Saya tidak mengerti.
Burung 2
:
Kami juga tidak, Kiku.
Kibu
:
Saya harus bertemu dan bicara dengan mereka. Akan saya beritahu mereka bahwa kalian baik dan mereka harus sayang kepada kalian.

Postingan populer dari blog ini

Pertunjukan Tari, Rias Cantik atau Tampan, Rias Tokoh

Pengemasan Produk Kerajinan dari Bahan Lunak

Olah Suara atau Vokal dengan teknik Pernapasan, Senam Wajah, Senam Lidah, Senam Rahang Bawah, Latihan Tenggorokan, Berbisik, Mengerik dan Bergumam, Bersenandung